Entri Populer

Kamis, 10 Maret 2011

Ketahanan Tubuh Terhadap Penyakit Berdasarkan Golongan Darah

       Sistem golongan darah pertama dan paling terkenal adalah sistem ABO. Sistem yang pertama kali ditemukan tahun 1900 ini memang banyak membuat bingung, menurut nomenklatur Moss bahwa darah tipe I sama dengan darah tipe IV dalam nomenklatur Jansky, namun lama kelamaan tipe golongan darah menjadi universal dengan penemu yang berasal dari Wina yang membagi tipe golongan darah menjadi A,B, AB, O. Akan tetapi hubungan antara golongan-golongan darah tidak sederhana. Orang dengan darah tipe A dapat mendonorkan darah kepada orang bertipe darah A atau AB, orang dengan tipe darah B dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bertipe darah B dan AB, orang yang bertipe darah AB hanya dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bertipe AB, sedangka  orang dengan darah tipe O dapat mendonorkan darahnya kepada siapapun, karena itu orang bertipe darah O dikenal dengan sebutan donor universal.
      Sejak awal tahun 1960-an, pelan-pelan semakin tampak adanya hubungan antara golongan darah dan diare. Anak-anak yang bergolongan darah A lebih mudah menjadi korban galur tertentu kuman penyebab diare balita tetapi tidak demikian dengan anak-anak golongan darah lain. Pada akhir tahun 1980-an ditemukan bahwa orang-orang bergolongan darah O ternyata jauh lebih rentan terhadap infeksi kolera. Orang yang bergolongan darah AB memiliki ketahanan tubuh yang begitu hebat sehingga mereka tahan terhadap kolera. Orang-orang dengan darah tipe O tampaknya lebih tahan terhadap malaria daripada orang-orang dengan tipe darah yang lain, dan tipe darah O juga agak kurang berpeluang menderita berbagai jenis kanker.  

Selasa, 08 Maret 2011

Pengaruh perubahan kurikulum terhadap mutu Pendidikan

PEMBAHASAN
Istilah mutu atau kualitas pertama kali digunakan oleh Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda atau hal. Pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk (hasil) pendidikan, yaitu manusia yang terdidik yang sesuai dengan standar, sedangkan berdasarkan kriteria eksrinsik, pendidikan merupakan instrument untuk mendidik (tenaga kerja) yang terlatih. Dalam arti deskriptif mutu ditentukan berdasarkan keadaaan yang nyata, misalnya hasil tes belajar.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau KBK dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Tujuan diadakannya pergantian kurikulum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Karena kurikulum merupakan pedoman dalam proses pendidikan untuk itu diharapkan dengan adanya perbaikan kurikulum, untuk mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh sistem pendidikan di negara kita. Berbagai usaha dan program telah dikembangkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
Mutu pendidikan melalui perbaikan kurikulum dapat diperhatikan dengan dua pertimbangan, yaitu :
1.    Kriteria penilaian
Mutu pendidikan merupakan suatu untuk memenuhi kebutuhan para siswa, yang mampu memecahkan masalah mereka agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan seccara optimum. Oleh karena itu, setiap program pada dasarnya mengandung mutu. Dalam melaksanakan perencanaan pendidikan perlu menganalisis kebutuhan-kebutuhan dan karakteristik kelompok dan masyarakat serta melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan individu. Jadi kelompok dan individu menjadi dasar dalam meyusunan perencanaan dan evaluasi program
2.    Pertimbangan untuk perbaikan
Peranan sebagai agen perubahan tidak saja menuntut usaha evaluasi terus-menerus terhadap pelaksanaan kurikulum disekolah, tetapi juga harus bekerjasama dengan para staf agar aktif dalam usaha perbaikan mutu pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan manusia terdidik, yakni manusia yang memiliki perilaku, cara berpikir, dan berkesadaran sesuai dengan kebudayaan mansyarakat. Pendidikan sekolah adalah suatu bagian yang paling penting sebagai persiapan hidup bagi masyarakat, orang tua, dan untuk pekerjaan mendatang. Kriteria mutu pendidikan sejalan dengan tujuan-tujuan yang mengarahkan pelaksanaan pendidikan dalam kerangka sosio-kultural. Penilain terhadap mutu pendidikan berkenaan dengan sejauh mana sekolah telah berhasil mencapai tujuan-tujuan kognitif dan nonkognitif.
Penilaian terhadap mutu pendidikan pada tingkat nasional harus dilaksanakan secara komprehensif dan praktis. Komprehensif harus mempertimbangkan semua tujuan. Penilaian atas segi kognitif lebih mudah daripada terhadap segi nonkognitif atau penilaian secara langsung lebih mudah daripada penilain secara tak langsung. Evaluasi terhadap hasil belajar mengandung dua aspek, yaitu sebagai evaluasi terhadap apa-apa yang telah diperoleh dan evaluasi sebagai usaha prediktif prilaku selanjutya.
Salah satu aspek yang erat hubungannya dengan sietem sekolah dan teknik pengendalian mutu pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dalam arti yang luas terbagi tiga yaitu : 1) kurikulum esensial (essential curriculum); 2) kurikulum optimal (optimal curriculum) 3) kurikulum vokasional (vocational curriculum).
Kurikulum esensial adalah keterampilan pengetahuan minimal bagi semua orang di dalam masyarakat. Kemajuan pencapaian harus diukur dengan teknik pengendalian mutu. Kurikulum optimal adalah keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap anak. Kurikulum vokasional adalah keterampilan dan pengetahuan yang spesifik yang harus dimiliki atau dikuasai semua anak.
Dalam rangka mengadakan kontrol (pengendalian) dan perbaikan terhadap  mutu pendidikan sekurang – kurangnya dilakukan dengan lima cara, yaitu :
1.    Merumuskan tujuan umum pendidikan
2.    Mengembangkan tujuan umum pendidikan tersebut menjadi tujuan yang spesifik dan terperinci
3.    Mengembangkan kurikulum yang  dikaitkan dengan tuuan-tujuan spesifik dari sistem.
4.    Menyediakan fasilitas dan sumber daya termasuk bangunan, perlengkapan dan guru yang memungkinkan terlaksananya kurikulum tersebut.
5.    Mengadakan teknik-teknik khusus untuk mengontrol mutu pendidikan yang memungkinkan diselenggarakan evaluasi berkelanjutan terhadap hasil belajar dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tersebut

KESIMPULAN
1.    Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk (hasil) pendidikan, yaitu manusia yang terdidik yang sesuai dengan standar, sedangkan berdasarkan kriteria eksrinsik, pendidikan merupakan instrument untuk mendidik (tenaga kerja) yang terlatih. Dalam arti deskriptif mutu ditentukan berdasarkan keadaaan yang nyata, misalnya hasil tes belajar.
2.    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau KBK dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
3.    Kurikulum dalam arti yang luas terbagi tiga yaitu : 1) kurikulum esensial (essential curriculum); 2) kurikulum optimal (optimal curriculum) 3) kurikulum vokasional (vocational curriculum).
4.    Dalam rangka mengadakan kontrol (pengendalian) dan perbaikan terhadap  mutu pendidikan sekurang – kurangnya dilakukan dengan lima cara, yaitu : (1) Merumuskan tujuan umum pendidikan; (2) Mengembangkan tujuan umum pendidikan tersebut menjadi tujuan yang spesifik dan terperinci; (3) Mengembangkan kurikulum yang  dikaitkan dengan tuuan-tujuan spesifik dari sistem; (4) Menyediakan fasilitas dan sumber daya termasuk bangunan, perlengkapan dan guru yang memungkinkan terlaksananya kurikulum tersebut; (5) Mengadakan teknik-teknik khusus untuk mengontrol mutu pendidikan yang memungkinkan diselenggarakan evaluasi berkelanjutan terhadap hasil belajar dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tersebut.
Buah Strawberry adalah jenis buah yang sering kita temukan di negara kita, karena kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan buah strawberry tersebut, .namun Strawberry sebenarnya bukan buah lokal Indonesia, ladang Strawberry pertama disemaikan di Brittany, Perancis pada 1740 silam. Kemudian dari tahun ke tahun, buah ini semakin dikenal dunia luas, termasuk Indonesia. Buah ini sebenarnya cukup mudah dikembangbiakkan, karena ia merupakan tanaman menjalar yang mudah berkembang dalam waktu yang sangat singkat. Hanya saja, tanaman Strawberry memang lebih cocok ditanam di dataran tinggi agar buahnya besar dan manis. Namun Anda tidak perlu bingung, sekalipun Anda tinggal di dataran rendah, Anda masih bisa menikmati kelezatan buah Strawberry ini kok, karena kita dapat dengan mudah menemukannya di supermarket dan harganya pun relatif masih terjangkau.

Apa sih kehebatan buah Strawberry?
Dikenal dengan nama latin Fragaria rosaceae, buah Strawberry yang tumbuh merambat ini kaya akan vitamin C, buah ini juga mengandung fitonutrient dan antioksidan yang memerangi radikal bebas. Zat antioksidan inilah yang dipercaya memberikan warna merah menggemaskan pada buah Strawberry.
Selain itu, seperti dilansir oleh Chetday, Strawberry juga mengandung Vitamin K, mangan, Folic acid, potasium, Riboflavin, Vitamin B5, Vitamin B6, magnesium dan omega-3.

Manfaat Strawberry bagi kesehatan
Dari sisi kesehatan, kandungan nutrisi yang dimiliki Strawberry ini sangat baik untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit, di antaranya:

1. Arthritis
Pada kasus ini otot akan mengalami kemunduran, menjadi lebih kecil dan kering. Racun yang kemudian lebih mudah menyebar dan memenuhi ruangan pada otot. Dengan mengonsumsi Strawberry secara teratur, maka zat anti oksidan yang terkandung di dalamnya akan menekan bahaya penyempitan otot tersebut. Racun yang ada di dalam otot kemudian ditendang keluar dan perlahan otot kembali bisa bernafas dengan lega.

2. Kanker
Karena mengandung zat anti oksidan tentu saja Strawberry dapat membantu memerangi dan mencegah perkembangan sel kanker.

3. Kesehatan mata
Usia dan nutrisi mempengaruhi kondisi kesehatan mata. Namun dengan adanya zat anti oksidan yang dapat memerangi radikal bebas, tentunya penuaan dini bisa dicegah.

4. Kerusakan Fungsi Otak
Makanan dan lingkungan membantu penyebaran radikal bebas yang mengancam tubuh, radikal bebas tidak hanya menyebabkan penuaan dini, namun juga mengancam kondisi fungsi otak. Namun dengan adanya vitamin C dan fitonutrient tadi hal tersebut bisa dicegah.

5. Tekanan darah tinggi
Karena kandungan potasium dan zat besi, Strawberry sangat efektif menekan tekanan darah tinggi dan membuatnya lebih seimbang kembali.

6. Penyakit jantung
Karena tinggi serat, folat, vitamin C dan anti oksidan, Strawberry cukup efektif mengurangi kadar kolesterol di dalam tubuh, dan mencegah penyakit jantung   

Hormon Tumbuhan


      Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar. 
     Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988).
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).

Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.

Hidrofilik dan Hidrofobik Membran Cell


Membran sel sering juga disebut membran plasma. Membran sel merupakan bagian paling luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel (cell wall).Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000 membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat juga merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein. Saat ini model yang dapat diterima untuk penyusunan molekul-molekultersebut dalam membran ialah model mosaik fluida.
Pada 1895, Charles Overton mempostuatkan bahwa membran terbuat dari lipid, berdasarkan pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat dari pada zat yang tidak larut dalam lipid. 20 tahun kemudian, membran yang diisolasi dari sel darah merah dianalisis secara kimiawi ternyata tersusun atas lipid dan protein, yang sekaligus membenarkan postulat dari Overton.
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekularnya. Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik (menyukai air) maupun daerah hidrofobik (takut dengan air).
Berdasar struktur tersebut maka membran sel bersifat semi permeable atau selektif permeable yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel.



Review jurnal Transpirasi

Kriptus Stomata Memiliki Efek Kecil  Pada Transpirasi
(Studi kasus pada Negara Museum Sejarah Alam Stuttgart, D-70101 Stuttgart,
Jerman (AR-N), dan Sekolah Biologi Tanaman, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Alam dan Pertanian, University Western Australia)
(Oleh  :  Anita Roth-Nebelsick, Foteini Hassiotou Erik dan J. Veneklaas)


A.    Pendahuluan dan Tujuan Penelitian
Struktur stomata sangat bervariasi antara tanaman (Meidner dan Mansfield, 1968). Sejak stomata merupakan faktor utama dalam proses transpirasi, maka bentuk morfologi dan arsitektur dari stomata merupakan adaptasi terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi dan fotosintesis. Dalam spesies xeromorphic atau sclerophyllous banyak terdapat sekelompok stomata yang terletak di daerah epidermis depresi yang disebut dengan “Kriptus Stomata” (NAPP : 1973 dan Metcalfe : 1979). Kriptus stomata merupakan epidermis daun yang bentuk struktural nya menonjol yang biasanya dianggap sebagai adaptasi terhadap kekeringan (Larcher : 2003), dimana difusi daun meningkat dengan menambahkan ruang bawah tanah yang komponen-komponen stomata tersebut yang disebut dengan perlawanan crypt (konduktansi ruang bawah tanah). Trikoma juga dapat meningkatkan perlawanan crypt, contoh tanaman yang mangalami kryptus stomata yang memiliki trikoma yaitu Nerium oleander. Difusi daun menunjukkan pentingnya dimensi stomata dan bentuk dari epidermis daun. Jika stomata adalah cekung dan luas penampang ruang depan mirip dengan luas pori terbuka, maka ketahanan tambahan ruang depan akan signifikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki partisi antara stomata dan perlawanan crypt dalam situasi yang berbeda. Crypt dan pengaturan stomata,apakah mirip dengan yang di temukan di alam.

B.    Pembahasan
1.    Pola Spasial Gradient Kelembaban
Dengan menggunakan empat model stomata , yaitu tanpa trikoma, tanpa lapisan batas, stomata standar, dan dengan stomata sempit. Untuk semua model,terlihat konsentrasi uap yang berbeda  di sekitar stomata. Hal ini berlaku untuk stomata yang terletak di bagian bawah ruang bawah tanah serta stomata yang terletak di sisi dinding ruang bawah tanah. Lebih jauh dari stomata, kontur kelembaban pada stomata pori-pori menyatu dengan kontur kelembaban ruang bawah tanah pada stomata yang tidak memiliki trikoma, hal ini menunjukkan bahwa trikoma tidak berpengaruh signifikan terhadap transpirasi, yang menyebabkan gradien kelembaban adalah karena ukuran yang  berbeda pada setiap stomata. Gradien kelembaban relatif dalam pori-pori stomata, kriptus, dan lapisan batas daun bervariasi antara model. Untuk model dengan stomata standar dan sempit, menyebabkan rata-rata kelembaban ruang bawah tanah yang rendah, terutama karena tidak adanya lapisan batas.
2.    Stomata, Kondutansi Crypt dan Transpirasi
Nilai konduktansi stomata berbeda untuk setiap model dan ukuran stomata yang berbeda juga. Namun tidak berpengaruh terhadap lapisan crypt atau batas. Pada model stomata standar, kehadiran lapisan batas menurun 10% pada saat transpirasi dan juga adanya penurunan trikoma transpirasi sebesar 2%.
kriptus stomata dengan dimensi yang sama menunjukkan bertentangan dengan conductances stomata. Variasi yang signifikan dalam konduktansi tergantung pada dimensi stomata dan ada atau tidaknya lapisan batas. Faktor lain yang menunjukkan pengaruh yang besar pada konduktansi crypt yaitu konduktansi stomata, konduktansi batas lapisan, dan kelembaban relatif. Dari keempat model yang digunakan dalam penelitian gradien kelembaban relatif yang paling rendah dan konduktansi yang paling rendah yaitu pada model konduktansi stomata menengah. Konduktansi crypt adalah 13 % sampai 23 % lebih tinggi untuk model sempit dibandingkan dengan model standar yaitu penurunan 50 % dalam konduktansi stomata. Konduktansi crypt tidak hanya bergantung pada struktur ruang bawah tanah tetapi juga pada sumber-sumber uap air (stomata) dan pada kondisi lingkungan.

C.    Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai trikoma crypt pada kelembaban relatif, daun konduktansi total dan transpirasi. Suatu hasil penting adalah bahwa konduktansi crypt sangat bergantung pada konduktansi stomata dan lingkungan eksternal. Konduktansi crypt menurun ketika tingkat transpirasi menurun karena kelembaban atmosfer yang lebih tinggi atau karena adanya lapisan batas. Mengubah daerah pori stomata, dengan semua parameter lainnya tetap konstan, akan berubah tidak hanya konduktansi stomata tetapi juga pembagian ruang kelembaban di dalam ruang bawah tanah, yang mempengaruhi konduktansi crypt. Dampak batas ketebalan lapisan pada konduktansi crypt adalah diharapkan, karena pengembangan lapisan batas atas ruang bawah tanah memungkinkan untuk pengembangan kerang uap air di atas lubang crypt. Kehadiran lapisan batas menurun tingkat transpirasi dan meningkatkan pengaruh crypt pada difusi. Dengan lapisan batas tebal, crypt akan menghambat transpirasi lebih kuat daripada di bawah kondisi yang mendukung batas lapisan tipis (misalnya dengan kecepatan angin tinggi). Penurunan konduktansi stomata, ditampilkan dalam model dengan stomata sempit, menyebabkan peningkatan konduktansi crypt, sedangkan penurunan konduktansi lapisan batas menyebabkan penurunan konduktansi crypt. Dampak terbatas kriptus tentang resistansi total daun konsisten dengan pengamatan bahwa spesies dengan kriptus sebenarnya bisa memiliki tingkat yang tinggi transpirasi (Mohammadian : 2005) dan karena itu yang kriptus tidak adaptasi untuk tingkat inheren rendah transpirasi. Dalam lingkungan dimana konstitutif tingkat rendah transpirasi memiliki nilai adaptif, tanaman bisa mencapai itu dengan kepadatan rendah dan stomata-stomata lebih kecil atau dengan peraturan stomata yang sensitif terhadap sinyal lingkungan dan tanaman, cara yang lebih fleksibel untuk mengontrol transpirasi selain melalui komponen perlawanan tetap. Namun, mengingat pengaruh yang relatif kecil kriptus pada difusi gas, dapat dikatakan bahwa untuk beberapa aplikasi nilai perkiraan resistensi crypt cukup, daripada nilai yang diturunkan dari model rumit. Sebuah pendekatan bahkan lebih sederhana yang menganggap difusi melalui lapisan kedap berlubang dengan pori-pori memiliki dimensi dan kerapatan kriptus dalam daun (Hassiotou et al : 2009) menghasilkan konduktansi ruang bawah tanah. Penyimpangan tersebut dari nilai yang diperoleh pemodelan tiga dimensi mungkin mirip dengan ketidak telitian terkait dengan perkiraan konduktansi lapisan batas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang kecil antara trikoma crypt terhadap transpirasi.
D.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan analisis data maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi kelembaban tanah terbatas ketika stomata akan cenderung untuk menutup cryptus tidak berkontribusi banyak untuk konservasi air. Sebaliknya ketika tanaman telah konduktansi maka stomata akan lebih tinggi, pengaruh cryptus terhadap kehilangan air mungkin akan lebih signifikan. 2) Tricoma pada saat difusi di cryptus hanya berdampak kecil dan dengan demikian memiliki fungsi untuk menghemat air. 3) Dampak dari cryptus dengan karakteristik yang berbeda (arsitektur, kerapatan stomata, dan distribusi serta kerapatan trikoma) terhadap difusi air dan CO2. 4) Model simulasi berguna dalam mengeksplorasi proses difusi dalam kompleks struktur daun tiga dimensi dimana perkiraan berdasarkan jaringan resistivitas listrik berpotensi.
E.    Bahan dan Metode
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesies yang berasal dari genus Banksia (Proteaceae) yang mayoritas memiliki cryptus. Lebih spesifik lagi spesies yang digunakan yaitu Ilicifoli banksia. Selanjutnya menggunakan mikroskopi yang terdiri dari optik, scanning, mikrograf elektron cryoscanning, parameter, dan menggunakan software image serta diameter crypt.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode simulasi dan model setup. Penelitian ini menggunakan tiga dimensi elemen hingga model stomata yang dihasilkan dengan menggunakan perangkat lunak komersial komputasi fluida dinamika. Model didasarkan pada ruang bawah tanah dan karakterisitik arsitektur stomata dari Ilicifolia banksia spesies diperiksa dengan mikroskopis dan memiliki variasi. Dalam penelitian ini transpirasi melalui stomata kryptus telah diteliti dengan menggunakan pendekatan simulasi komputer.
Kelebihan dan Kekurangan :
    Secara keseluruhan,  jurnal ini sudah cukup lengkap dan memenuhi standar penulisan. Namun ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam jurnal ini yaitu antara tujuan penelitian dengan kesimpulannya tidak sesuai dimana tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara stomata dan crypt apakah mirip dengan yang ada di alam sementara kesimpulannya menyangkut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan cryptus membuat tekanan rendah pada proses transpirasi. Serta pembahasannya tidak komprehensif terhadap judul dan hasil yang didapat.
Metode yang digunakan penulis dalam jurnal ini sudah tepat. Namun, sebaiknya penulis menjelaskan secara rinci mengenai metode apa digunakan dalam penelitian. Sehingga membuat para pembaca tidak menjadi bingung dan bertanya metode jenis apa yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Data – data pada jurnal ini cukup bagus dan sudah lengkap sesuai dengan abstrak dan pembahasannya. Dalam hasil penelitian digunakan rumus-rumus yang telah dibuat dalam pembahasan.

Menghilangkan Lingkaran Hitam di Bawah Mata

    Saat kelelahan atau kurang tidur, di area bawah mata Anda biasanya akan muncul lingkaran hitam (dark circle) seperti yang sering disebut mata panda dan mata koala. Tentu hal ini akan menimbulkan kesan tertentu pada wajah, misalnya akan terlihat lebih tua dari usia Anda yang sebenarnya. Tetapi, jangan khawatir. Banyak cara tanpa operasi untuk mengatasi masalah ini. Ikuti langkah-langkah pengobatan alami untuk menyingkirkan lingkaran hitam di bawah mata berikut ini, dikutip dari Times of India :
- Parut beberapa kentang mentah, lalu rendam kapas ke dalam parutan itu. Tutup mata Anda, kemudian tempatkan kapas ke mata Anda. Pastikan kapas yang Anda tempelkan tadi menutupi seluruh lingkaran hitam di bawah mata serta kelopak mata. Biarkan selama 10 menit setelah itu bilas dengan air dingin.
- Atau, oleskan campuran satu sendok teh tomat dan air jeruk nipis ke sekitar mata. Lakukan dua kali sehari.
- Cara lain, minum segelas jus tomat dengan beberapa daun mint, air jeruk nipis, dan garam. Minum sehari dua kali ini sebagai minuman segar. Selain mengatasi lingkaran hitam, manfaat jus ini juga untuk mencerahkan wajah.
- Bisa juga dengan menyiapkan pasta dari empat hingga lima almond dengan susu. Oleskan pasta di sekitar lingkaran hitam, kemudian biarkan selama 10 sampai 15 menit. Pasta akan membantu meringankan beban kulit sekitar mata.
- Ada lagi, campurkan beberapa sendok teh jus nanas segar bersama sejumput bubuk kunyit, bila dioleskan di sekitar mata secara teratur akan membantu Anda menghilangkan lingkaran hitam.
- Jangan lupa pula, setiap malam sebelum tidur, oleskan krim yang mengandung vitamin E dan C di sekitar mata.
- Terakhir,  bisa dengan meletakkan beberapa daun mint di sekitar mata. Hal ini akan bermanfaat untuk memberikan efek pendinginan pada mata yang lelah. (VIVA NEWS)