Entri Populer

Kamis, 10 Maret 2011

Ketahanan Tubuh Terhadap Penyakit Berdasarkan Golongan Darah

       Sistem golongan darah pertama dan paling terkenal adalah sistem ABO. Sistem yang pertama kali ditemukan tahun 1900 ini memang banyak membuat bingung, menurut nomenklatur Moss bahwa darah tipe I sama dengan darah tipe IV dalam nomenklatur Jansky, namun lama kelamaan tipe golongan darah menjadi universal dengan penemu yang berasal dari Wina yang membagi tipe golongan darah menjadi A,B, AB, O. Akan tetapi hubungan antara golongan-golongan darah tidak sederhana. Orang dengan darah tipe A dapat mendonorkan darah kepada orang bertipe darah A atau AB, orang dengan tipe darah B dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bertipe darah B dan AB, orang yang bertipe darah AB hanya dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bertipe AB, sedangka  orang dengan darah tipe O dapat mendonorkan darahnya kepada siapapun, karena itu orang bertipe darah O dikenal dengan sebutan donor universal.
      Sejak awal tahun 1960-an, pelan-pelan semakin tampak adanya hubungan antara golongan darah dan diare. Anak-anak yang bergolongan darah A lebih mudah menjadi korban galur tertentu kuman penyebab diare balita tetapi tidak demikian dengan anak-anak golongan darah lain. Pada akhir tahun 1980-an ditemukan bahwa orang-orang bergolongan darah O ternyata jauh lebih rentan terhadap infeksi kolera. Orang yang bergolongan darah AB memiliki ketahanan tubuh yang begitu hebat sehingga mereka tahan terhadap kolera. Orang-orang dengan darah tipe O tampaknya lebih tahan terhadap malaria daripada orang-orang dengan tipe darah yang lain, dan tipe darah O juga agak kurang berpeluang menderita berbagai jenis kanker.  

Selasa, 08 Maret 2011

Pengaruh perubahan kurikulum terhadap mutu Pendidikan

PEMBAHASAN
Istilah mutu atau kualitas pertama kali digunakan oleh Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda atau hal. Pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk (hasil) pendidikan, yaitu manusia yang terdidik yang sesuai dengan standar, sedangkan berdasarkan kriteria eksrinsik, pendidikan merupakan instrument untuk mendidik (tenaga kerja) yang terlatih. Dalam arti deskriptif mutu ditentukan berdasarkan keadaaan yang nyata, misalnya hasil tes belajar.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau KBK dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Tujuan diadakannya pergantian kurikulum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Karena kurikulum merupakan pedoman dalam proses pendidikan untuk itu diharapkan dengan adanya perbaikan kurikulum, untuk mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh sistem pendidikan di negara kita. Berbagai usaha dan program telah dikembangkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
Mutu pendidikan melalui perbaikan kurikulum dapat diperhatikan dengan dua pertimbangan, yaitu :
1.    Kriteria penilaian
Mutu pendidikan merupakan suatu untuk memenuhi kebutuhan para siswa, yang mampu memecahkan masalah mereka agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan seccara optimum. Oleh karena itu, setiap program pada dasarnya mengandung mutu. Dalam melaksanakan perencanaan pendidikan perlu menganalisis kebutuhan-kebutuhan dan karakteristik kelompok dan masyarakat serta melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan individu. Jadi kelompok dan individu menjadi dasar dalam meyusunan perencanaan dan evaluasi program
2.    Pertimbangan untuk perbaikan
Peranan sebagai agen perubahan tidak saja menuntut usaha evaluasi terus-menerus terhadap pelaksanaan kurikulum disekolah, tetapi juga harus bekerjasama dengan para staf agar aktif dalam usaha perbaikan mutu pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan manusia terdidik, yakni manusia yang memiliki perilaku, cara berpikir, dan berkesadaran sesuai dengan kebudayaan mansyarakat. Pendidikan sekolah adalah suatu bagian yang paling penting sebagai persiapan hidup bagi masyarakat, orang tua, dan untuk pekerjaan mendatang. Kriteria mutu pendidikan sejalan dengan tujuan-tujuan yang mengarahkan pelaksanaan pendidikan dalam kerangka sosio-kultural. Penilain terhadap mutu pendidikan berkenaan dengan sejauh mana sekolah telah berhasil mencapai tujuan-tujuan kognitif dan nonkognitif.
Penilaian terhadap mutu pendidikan pada tingkat nasional harus dilaksanakan secara komprehensif dan praktis. Komprehensif harus mempertimbangkan semua tujuan. Penilaian atas segi kognitif lebih mudah daripada terhadap segi nonkognitif atau penilaian secara langsung lebih mudah daripada penilain secara tak langsung. Evaluasi terhadap hasil belajar mengandung dua aspek, yaitu sebagai evaluasi terhadap apa-apa yang telah diperoleh dan evaluasi sebagai usaha prediktif prilaku selanjutya.
Salah satu aspek yang erat hubungannya dengan sietem sekolah dan teknik pengendalian mutu pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dalam arti yang luas terbagi tiga yaitu : 1) kurikulum esensial (essential curriculum); 2) kurikulum optimal (optimal curriculum) 3) kurikulum vokasional (vocational curriculum).
Kurikulum esensial adalah keterampilan pengetahuan minimal bagi semua orang di dalam masyarakat. Kemajuan pencapaian harus diukur dengan teknik pengendalian mutu. Kurikulum optimal adalah keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap anak. Kurikulum vokasional adalah keterampilan dan pengetahuan yang spesifik yang harus dimiliki atau dikuasai semua anak.
Dalam rangka mengadakan kontrol (pengendalian) dan perbaikan terhadap  mutu pendidikan sekurang – kurangnya dilakukan dengan lima cara, yaitu :
1.    Merumuskan tujuan umum pendidikan
2.    Mengembangkan tujuan umum pendidikan tersebut menjadi tujuan yang spesifik dan terperinci
3.    Mengembangkan kurikulum yang  dikaitkan dengan tuuan-tujuan spesifik dari sistem.
4.    Menyediakan fasilitas dan sumber daya termasuk bangunan, perlengkapan dan guru yang memungkinkan terlaksananya kurikulum tersebut.
5.    Mengadakan teknik-teknik khusus untuk mengontrol mutu pendidikan yang memungkinkan diselenggarakan evaluasi berkelanjutan terhadap hasil belajar dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tersebut

KESIMPULAN
1.    Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk (hasil) pendidikan, yaitu manusia yang terdidik yang sesuai dengan standar, sedangkan berdasarkan kriteria eksrinsik, pendidikan merupakan instrument untuk mendidik (tenaga kerja) yang terlatih. Dalam arti deskriptif mutu ditentukan berdasarkan keadaaan yang nyata, misalnya hasil tes belajar.
2.    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau KBK dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
3.    Kurikulum dalam arti yang luas terbagi tiga yaitu : 1) kurikulum esensial (essential curriculum); 2) kurikulum optimal (optimal curriculum) 3) kurikulum vokasional (vocational curriculum).
4.    Dalam rangka mengadakan kontrol (pengendalian) dan perbaikan terhadap  mutu pendidikan sekurang – kurangnya dilakukan dengan lima cara, yaitu : (1) Merumuskan tujuan umum pendidikan; (2) Mengembangkan tujuan umum pendidikan tersebut menjadi tujuan yang spesifik dan terperinci; (3) Mengembangkan kurikulum yang  dikaitkan dengan tuuan-tujuan spesifik dari sistem; (4) Menyediakan fasilitas dan sumber daya termasuk bangunan, perlengkapan dan guru yang memungkinkan terlaksananya kurikulum tersebut; (5) Mengadakan teknik-teknik khusus untuk mengontrol mutu pendidikan yang memungkinkan diselenggarakan evaluasi berkelanjutan terhadap hasil belajar dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tersebut.
Buah Strawberry adalah jenis buah yang sering kita temukan di negara kita, karena kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan buah strawberry tersebut, .namun Strawberry sebenarnya bukan buah lokal Indonesia, ladang Strawberry pertama disemaikan di Brittany, Perancis pada 1740 silam. Kemudian dari tahun ke tahun, buah ini semakin dikenal dunia luas, termasuk Indonesia. Buah ini sebenarnya cukup mudah dikembangbiakkan, karena ia merupakan tanaman menjalar yang mudah berkembang dalam waktu yang sangat singkat. Hanya saja, tanaman Strawberry memang lebih cocok ditanam di dataran tinggi agar buahnya besar dan manis. Namun Anda tidak perlu bingung, sekalipun Anda tinggal di dataran rendah, Anda masih bisa menikmati kelezatan buah Strawberry ini kok, karena kita dapat dengan mudah menemukannya di supermarket dan harganya pun relatif masih terjangkau.

Apa sih kehebatan buah Strawberry?
Dikenal dengan nama latin Fragaria rosaceae, buah Strawberry yang tumbuh merambat ini kaya akan vitamin C, buah ini juga mengandung fitonutrient dan antioksidan yang memerangi radikal bebas. Zat antioksidan inilah yang dipercaya memberikan warna merah menggemaskan pada buah Strawberry.
Selain itu, seperti dilansir oleh Chetday, Strawberry juga mengandung Vitamin K, mangan, Folic acid, potasium, Riboflavin, Vitamin B5, Vitamin B6, magnesium dan omega-3.

Manfaat Strawberry bagi kesehatan
Dari sisi kesehatan, kandungan nutrisi yang dimiliki Strawberry ini sangat baik untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit, di antaranya:

1. Arthritis
Pada kasus ini otot akan mengalami kemunduran, menjadi lebih kecil dan kering. Racun yang kemudian lebih mudah menyebar dan memenuhi ruangan pada otot. Dengan mengonsumsi Strawberry secara teratur, maka zat anti oksidan yang terkandung di dalamnya akan menekan bahaya penyempitan otot tersebut. Racun yang ada di dalam otot kemudian ditendang keluar dan perlahan otot kembali bisa bernafas dengan lega.

2. Kanker
Karena mengandung zat anti oksidan tentu saja Strawberry dapat membantu memerangi dan mencegah perkembangan sel kanker.

3. Kesehatan mata
Usia dan nutrisi mempengaruhi kondisi kesehatan mata. Namun dengan adanya zat anti oksidan yang dapat memerangi radikal bebas, tentunya penuaan dini bisa dicegah.

4. Kerusakan Fungsi Otak
Makanan dan lingkungan membantu penyebaran radikal bebas yang mengancam tubuh, radikal bebas tidak hanya menyebabkan penuaan dini, namun juga mengancam kondisi fungsi otak. Namun dengan adanya vitamin C dan fitonutrient tadi hal tersebut bisa dicegah.

5. Tekanan darah tinggi
Karena kandungan potasium dan zat besi, Strawberry sangat efektif menekan tekanan darah tinggi dan membuatnya lebih seimbang kembali.

6. Penyakit jantung
Karena tinggi serat, folat, vitamin C dan anti oksidan, Strawberry cukup efektif mengurangi kadar kolesterol di dalam tubuh, dan mencegah penyakit jantung   

Hormon Tumbuhan


      Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar. 
     Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988).
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).

Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.

Hidrofilik dan Hidrofobik Membran Cell


Membran sel sering juga disebut membran plasma. Membran sel merupakan bagian paling luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel (cell wall).Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000 membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat juga merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein. Saat ini model yang dapat diterima untuk penyusunan molekul-molekultersebut dalam membran ialah model mosaik fluida.
Pada 1895, Charles Overton mempostuatkan bahwa membran terbuat dari lipid, berdasarkan pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat dari pada zat yang tidak larut dalam lipid. 20 tahun kemudian, membran yang diisolasi dari sel darah merah dianalisis secara kimiawi ternyata tersusun atas lipid dan protein, yang sekaligus membenarkan postulat dari Overton.
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekularnya. Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik (menyukai air) maupun daerah hidrofobik (takut dengan air).
Berdasar struktur tersebut maka membran sel bersifat semi permeable atau selektif permeable yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel.



Review jurnal Transpirasi

Kriptus Stomata Memiliki Efek Kecil  Pada Transpirasi
(Studi kasus pada Negara Museum Sejarah Alam Stuttgart, D-70101 Stuttgart,
Jerman (AR-N), dan Sekolah Biologi Tanaman, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Alam dan Pertanian, University Western Australia)
(Oleh  :  Anita Roth-Nebelsick, Foteini Hassiotou Erik dan J. Veneklaas)


A.    Pendahuluan dan Tujuan Penelitian
Struktur stomata sangat bervariasi antara tanaman (Meidner dan Mansfield, 1968). Sejak stomata merupakan faktor utama dalam proses transpirasi, maka bentuk morfologi dan arsitektur dari stomata merupakan adaptasi terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi dan fotosintesis. Dalam spesies xeromorphic atau sclerophyllous banyak terdapat sekelompok stomata yang terletak di daerah epidermis depresi yang disebut dengan “Kriptus Stomata” (NAPP : 1973 dan Metcalfe : 1979). Kriptus stomata merupakan epidermis daun yang bentuk struktural nya menonjol yang biasanya dianggap sebagai adaptasi terhadap kekeringan (Larcher : 2003), dimana difusi daun meningkat dengan menambahkan ruang bawah tanah yang komponen-komponen stomata tersebut yang disebut dengan perlawanan crypt (konduktansi ruang bawah tanah). Trikoma juga dapat meningkatkan perlawanan crypt, contoh tanaman yang mangalami kryptus stomata yang memiliki trikoma yaitu Nerium oleander. Difusi daun menunjukkan pentingnya dimensi stomata dan bentuk dari epidermis daun. Jika stomata adalah cekung dan luas penampang ruang depan mirip dengan luas pori terbuka, maka ketahanan tambahan ruang depan akan signifikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki partisi antara stomata dan perlawanan crypt dalam situasi yang berbeda. Crypt dan pengaturan stomata,apakah mirip dengan yang di temukan di alam.

B.    Pembahasan
1.    Pola Spasial Gradient Kelembaban
Dengan menggunakan empat model stomata , yaitu tanpa trikoma, tanpa lapisan batas, stomata standar, dan dengan stomata sempit. Untuk semua model,terlihat konsentrasi uap yang berbeda  di sekitar stomata. Hal ini berlaku untuk stomata yang terletak di bagian bawah ruang bawah tanah serta stomata yang terletak di sisi dinding ruang bawah tanah. Lebih jauh dari stomata, kontur kelembaban pada stomata pori-pori menyatu dengan kontur kelembaban ruang bawah tanah pada stomata yang tidak memiliki trikoma, hal ini menunjukkan bahwa trikoma tidak berpengaruh signifikan terhadap transpirasi, yang menyebabkan gradien kelembaban adalah karena ukuran yang  berbeda pada setiap stomata. Gradien kelembaban relatif dalam pori-pori stomata, kriptus, dan lapisan batas daun bervariasi antara model. Untuk model dengan stomata standar dan sempit, menyebabkan rata-rata kelembaban ruang bawah tanah yang rendah, terutama karena tidak adanya lapisan batas.
2.    Stomata, Kondutansi Crypt dan Transpirasi
Nilai konduktansi stomata berbeda untuk setiap model dan ukuran stomata yang berbeda juga. Namun tidak berpengaruh terhadap lapisan crypt atau batas. Pada model stomata standar, kehadiran lapisan batas menurun 10% pada saat transpirasi dan juga adanya penurunan trikoma transpirasi sebesar 2%.
kriptus stomata dengan dimensi yang sama menunjukkan bertentangan dengan conductances stomata. Variasi yang signifikan dalam konduktansi tergantung pada dimensi stomata dan ada atau tidaknya lapisan batas. Faktor lain yang menunjukkan pengaruh yang besar pada konduktansi crypt yaitu konduktansi stomata, konduktansi batas lapisan, dan kelembaban relatif. Dari keempat model yang digunakan dalam penelitian gradien kelembaban relatif yang paling rendah dan konduktansi yang paling rendah yaitu pada model konduktansi stomata menengah. Konduktansi crypt adalah 13 % sampai 23 % lebih tinggi untuk model sempit dibandingkan dengan model standar yaitu penurunan 50 % dalam konduktansi stomata. Konduktansi crypt tidak hanya bergantung pada struktur ruang bawah tanah tetapi juga pada sumber-sumber uap air (stomata) dan pada kondisi lingkungan.

C.    Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai trikoma crypt pada kelembaban relatif, daun konduktansi total dan transpirasi. Suatu hasil penting adalah bahwa konduktansi crypt sangat bergantung pada konduktansi stomata dan lingkungan eksternal. Konduktansi crypt menurun ketika tingkat transpirasi menurun karena kelembaban atmosfer yang lebih tinggi atau karena adanya lapisan batas. Mengubah daerah pori stomata, dengan semua parameter lainnya tetap konstan, akan berubah tidak hanya konduktansi stomata tetapi juga pembagian ruang kelembaban di dalam ruang bawah tanah, yang mempengaruhi konduktansi crypt. Dampak batas ketebalan lapisan pada konduktansi crypt adalah diharapkan, karena pengembangan lapisan batas atas ruang bawah tanah memungkinkan untuk pengembangan kerang uap air di atas lubang crypt. Kehadiran lapisan batas menurun tingkat transpirasi dan meningkatkan pengaruh crypt pada difusi. Dengan lapisan batas tebal, crypt akan menghambat transpirasi lebih kuat daripada di bawah kondisi yang mendukung batas lapisan tipis (misalnya dengan kecepatan angin tinggi). Penurunan konduktansi stomata, ditampilkan dalam model dengan stomata sempit, menyebabkan peningkatan konduktansi crypt, sedangkan penurunan konduktansi lapisan batas menyebabkan penurunan konduktansi crypt. Dampak terbatas kriptus tentang resistansi total daun konsisten dengan pengamatan bahwa spesies dengan kriptus sebenarnya bisa memiliki tingkat yang tinggi transpirasi (Mohammadian : 2005) dan karena itu yang kriptus tidak adaptasi untuk tingkat inheren rendah transpirasi. Dalam lingkungan dimana konstitutif tingkat rendah transpirasi memiliki nilai adaptif, tanaman bisa mencapai itu dengan kepadatan rendah dan stomata-stomata lebih kecil atau dengan peraturan stomata yang sensitif terhadap sinyal lingkungan dan tanaman, cara yang lebih fleksibel untuk mengontrol transpirasi selain melalui komponen perlawanan tetap. Namun, mengingat pengaruh yang relatif kecil kriptus pada difusi gas, dapat dikatakan bahwa untuk beberapa aplikasi nilai perkiraan resistensi crypt cukup, daripada nilai yang diturunkan dari model rumit. Sebuah pendekatan bahkan lebih sederhana yang menganggap difusi melalui lapisan kedap berlubang dengan pori-pori memiliki dimensi dan kerapatan kriptus dalam daun (Hassiotou et al : 2009) menghasilkan konduktansi ruang bawah tanah. Penyimpangan tersebut dari nilai yang diperoleh pemodelan tiga dimensi mungkin mirip dengan ketidak telitian terkait dengan perkiraan konduktansi lapisan batas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang kecil antara trikoma crypt terhadap transpirasi.
D.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan analisis data maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi kelembaban tanah terbatas ketika stomata akan cenderung untuk menutup cryptus tidak berkontribusi banyak untuk konservasi air. Sebaliknya ketika tanaman telah konduktansi maka stomata akan lebih tinggi, pengaruh cryptus terhadap kehilangan air mungkin akan lebih signifikan. 2) Tricoma pada saat difusi di cryptus hanya berdampak kecil dan dengan demikian memiliki fungsi untuk menghemat air. 3) Dampak dari cryptus dengan karakteristik yang berbeda (arsitektur, kerapatan stomata, dan distribusi serta kerapatan trikoma) terhadap difusi air dan CO2. 4) Model simulasi berguna dalam mengeksplorasi proses difusi dalam kompleks struktur daun tiga dimensi dimana perkiraan berdasarkan jaringan resistivitas listrik berpotensi.
E.    Bahan dan Metode
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesies yang berasal dari genus Banksia (Proteaceae) yang mayoritas memiliki cryptus. Lebih spesifik lagi spesies yang digunakan yaitu Ilicifoli banksia. Selanjutnya menggunakan mikroskopi yang terdiri dari optik, scanning, mikrograf elektron cryoscanning, parameter, dan menggunakan software image serta diameter crypt.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode simulasi dan model setup. Penelitian ini menggunakan tiga dimensi elemen hingga model stomata yang dihasilkan dengan menggunakan perangkat lunak komersial komputasi fluida dinamika. Model didasarkan pada ruang bawah tanah dan karakterisitik arsitektur stomata dari Ilicifolia banksia spesies diperiksa dengan mikroskopis dan memiliki variasi. Dalam penelitian ini transpirasi melalui stomata kryptus telah diteliti dengan menggunakan pendekatan simulasi komputer.
Kelebihan dan Kekurangan :
    Secara keseluruhan,  jurnal ini sudah cukup lengkap dan memenuhi standar penulisan. Namun ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam jurnal ini yaitu antara tujuan penelitian dengan kesimpulannya tidak sesuai dimana tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara stomata dan crypt apakah mirip dengan yang ada di alam sementara kesimpulannya menyangkut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan cryptus membuat tekanan rendah pada proses transpirasi. Serta pembahasannya tidak komprehensif terhadap judul dan hasil yang didapat.
Metode yang digunakan penulis dalam jurnal ini sudah tepat. Namun, sebaiknya penulis menjelaskan secara rinci mengenai metode apa digunakan dalam penelitian. Sehingga membuat para pembaca tidak menjadi bingung dan bertanya metode jenis apa yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Data – data pada jurnal ini cukup bagus dan sudah lengkap sesuai dengan abstrak dan pembahasannya. Dalam hasil penelitian digunakan rumus-rumus yang telah dibuat dalam pembahasan.

Menghilangkan Lingkaran Hitam di Bawah Mata

    Saat kelelahan atau kurang tidur, di area bawah mata Anda biasanya akan muncul lingkaran hitam (dark circle) seperti yang sering disebut mata panda dan mata koala. Tentu hal ini akan menimbulkan kesan tertentu pada wajah, misalnya akan terlihat lebih tua dari usia Anda yang sebenarnya. Tetapi, jangan khawatir. Banyak cara tanpa operasi untuk mengatasi masalah ini. Ikuti langkah-langkah pengobatan alami untuk menyingkirkan lingkaran hitam di bawah mata berikut ini, dikutip dari Times of India :
- Parut beberapa kentang mentah, lalu rendam kapas ke dalam parutan itu. Tutup mata Anda, kemudian tempatkan kapas ke mata Anda. Pastikan kapas yang Anda tempelkan tadi menutupi seluruh lingkaran hitam di bawah mata serta kelopak mata. Biarkan selama 10 menit setelah itu bilas dengan air dingin.
- Atau, oleskan campuran satu sendok teh tomat dan air jeruk nipis ke sekitar mata. Lakukan dua kali sehari.
- Cara lain, minum segelas jus tomat dengan beberapa daun mint, air jeruk nipis, dan garam. Minum sehari dua kali ini sebagai minuman segar. Selain mengatasi lingkaran hitam, manfaat jus ini juga untuk mencerahkan wajah.
- Bisa juga dengan menyiapkan pasta dari empat hingga lima almond dengan susu. Oleskan pasta di sekitar lingkaran hitam, kemudian biarkan selama 10 sampai 15 menit. Pasta akan membantu meringankan beban kulit sekitar mata.
- Ada lagi, campurkan beberapa sendok teh jus nanas segar bersama sejumput bubuk kunyit, bila dioleskan di sekitar mata secara teratur akan membantu Anda menghilangkan lingkaran hitam.
- Jangan lupa pula, setiap malam sebelum tidur, oleskan krim yang mengandung vitamin E dan C di sekitar mata.
- Terakhir,  bisa dengan meletakkan beberapa daun mint di sekitar mata. Hal ini akan bermanfaat untuk memberikan efek pendinginan pada mata yang lelah. (VIVA NEWS)


Senin, 07 Maret 2011

TRANSPIRASI pada TUMBUHAN

Transpirasi merupakan peristiwa keluarnya air dalam bentuk uap melalui permukaan tumbuhan terutama bagian stomata. Proses transpirasi ini berlangsung selama tumbuhan atau tanaman masih dapat hidup. Peneliti di Utah State University berhasil menghitung berapa banyak jumlah air yang hilang melalui transpirasi pada tanaman jagung mulai dari berkecambah sampai panen. Jumlah air yang hilang melalui transpirasi pada tanaman jagung adalah setara dengan total 450 mm curah hujan, atau untuk menghasilkan 1 kg air yang hilang melalui transpirasi. Selama musim panas tahun 1974, John Hanks, seorang ilmuwan tanah di Universitas Negeri Utah, terus melacak berhati-hati dari jumlah air yang diperlukan untuk tumbuh pada sebuah tanaman jagung di perguruan tinggi pertanian Greenville. Untuk dewasa tanaman, setara dengan 600 mm air hujan ditambahkan ke lapangan ini menguap dari tanah, tetapi sebagian besar 450 mm melewati sisa tanaman ke atmosfer. Pada tanaman, biasanya merujuk ke air internal yang hilang melalui stomates, kutikula, atau lentisel. Melanjutkan perhitungannya, Hanks menunjukkan bahwa 600 kg air yang tertuang oleh tanaman jagung untuk setiap 1 kg jagung kering (biji-bijian) yang dihasilkan.
Mengapa begitu banyak air yang hilang ke atmosfer melalui tanaman untuk menghasilkan 1 kg berat kering pada tumbuhan? Hal ini disebabkan karena bahan yang terkandung dalam tanaman sebagian besar adalah senyawa kerangka karbon, di mana karbon tersebut berasal dari udara dalam bentuk karbondioksida (CO2), tumbuhan menyerap CO2 tersebut melalui stomata. Jika tumbuhan ingin menyerap lebih banyak CO2 maka stomata harus dibuka lebar. Konsenkuensinya jika stomata membuka lebar maka akan semakin banyak tumbuhan kehilangan air, karena baik CO2 maupun uap air bergerak melalui stomata yang sama. Penyebab lainnya yaitu karena pada siang hari tumbuhan menerima radiasi, sebagian dari radiasi matahari ini akan diserap tumbuhan. Jika serapan energi matahari ini tidak diimbangi dengan usaha untuk membebaskan energi tersebut, maka suhu tumbuhan akan meningkat. Peningkatan suhu yang berlebihan akan sangat menganggu metabolisme tumbuhan, transpirasi merupakan proses yang banyak membutuhkan energi dalam tahap penguapan dari molekul-molekul air.
    Sebuah pohon dewasa mungkin akan kehilangan beberapa ratus galon air melalui daun pada hari yang panas dan kering. Sekitar 90% dari air yang masuk ke akar tanaman ini digunakan untuk proses ini. Rasio transpirasi adalah rasio massa air tertuang dengan massa bahan kering yang dihasilkan; rasio transpirasi tanaman cenderung turun antara 200 dan 1000 (yaitu, tanaman terjadi 200-1000 kg air untuk setiap kg bahan kering dihasilkan).
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita jumpai stomata paling b anyak. Kalau kita bandingkan transpirasi stomata ini dengan transpirasi melalui sarana lainnya, maka yang melalui stomata paling banyak dilakukan, oleh karenanya kita fokuskan bahasan kita pada transpirasi stomata saja. Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas dari tubuh dan mengatur turgor optimuin di dalam sel.
Berdasarkan uraian di atas maka timbul pertanyaan : Bagaimana proses transpirasi terjadi ?, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya ? serta bagaimana cara membuka dan menutupnya stomata?.

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem tersebut.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbondioksida dari udara. Lebih dari 20% air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun, selain dari batang, bunga dan buah. Manfaat transpirasi untuk membantu penyerapan mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun. Bila laju transpirasi rendah terjadi defisiensi dan sebaliknya bila laju transpirasi tinggi maka terjadi peningkatan mineral. Umumnya penyerapan mineral dilakukan bersama dengan penyerapan air, sehingga transpirasi secara tidak langsung membantu transpor air keseluruh tubuh tanaman.
Untuk membuat makanan, sebuah tumbuhan harus membentangkan daunnya pada matahari dan mendapatkan CO2 dari udara. Karbon dioksida akan berdifusi ke dalam daun, dan oksigen yang dihasilkan sebagai hasil sampingan fotosintesis akan berdifusi keluar dari daun melalui stomata. Stomata menghubungkan ruang udara yang berbentuk sarang lebah, sehingga CO2 dapat berdifusi ke sel-sel fotosinterik mesofil. Selama daun masih dapat menarik air dari tanah dengan cukup cepat untuk menggantikan air yang hilang, maka transpirasi tidak akan menyebabkan masalah. Ketika transpirasi melebihi pengiriman air melaui xilem, seperti ketika tanah mulai mengering, daun mulai layu karena sel-selnya kehilangan tekanan turgor. Laju potensial transpirasi yang paling besar adalah saat hari panas terik, kering dan berangin, karena semua itu merupakan faktor lingkungan yang menigkatkan penguapan air.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xilem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin. Struktur anatomi daun memungkinkan penurunan jumlah difusi dengan menstabilkan lapis pembatas tebal relatif. Misalnya rapatnya jumlah trikoma pada permukaan daun cenderung meyebabkan lapisan pembatas udara yang reltif tidak bergerak. Stomata yang tersembunyi menekan permukaan daun sehingga stomata membuka. Udara memiliki efek penting dalam penjenuhan jumlah udara. Udara hangat membaewa lebih banyak air dari pada udara dingin. Oleh karena itu, pada saat panan volume udara akan memberikan sedikit uapa air dengan kelembaban relatif yang lebih rendah daripada saat dingin. Untuk alasan ini, tumbuhan cenderung kehilangan air lebih cepat pada udara hangat dari pada udara dingin. Hilangnya uap air dari ruang interseluler daun menurunkan kelembaban relatif pada ruang tersebut. Air yang menguap dari daun (stomata) ini menimbulkan kekuatan kapiler yang menarik air dari daerah yang berdekatan dalam daun.

B.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah : faktor-faktor internal yang mempengaruhi mekanisme buka-tutup stomata, kelembaban udara sekitar tanaman, suhu udara dan suhu daun tanaman. Angin dapat juga mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari udara disekitar tumbuhan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi laju transpirasi
1.    Cahaya
Laju transpirasi tanaman lebih cepat terjadi di tempat yang terang yang terkena cahaya matahari. Hal ini terutama karena cahaya merangsang pembukaan stomata pada siang hari,sehingga transpirasi bisa berjalan dengan lancar. Cahaya juga mempercepat transpirasi oleh pemanasan daun.
2.     Suhu
Suhu tumbuhan pada umumnya tidak berbeda banyak dengan lingkungannya. Kenaikan suhu udara akan mempengaruhi kelembaban relatifnya. Meningkatnya suhu pada siang hari, biasanya menyebabkan kelembaban relatif udara menjadi makin rendah, sehingga akan menyebabkan perbedaan tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara menjadi semakin besar dan laju transpirasi meningkat. Tanaman terjadi lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi karena air menguap lebih cepat karena suhu meningkat. Pada 30 ° C, daun mungkin terjadi tiga kali lebih cepat seperti halnya pada 20 ° C.
3.    Kelembaban
kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap laju transpirasi. Kelembaban menunjukkan banyak sedikitnya uap air di udara, yang biasanya dinyatakan dengan kelembaban relatif. Makin besar tekanan uap air di udara, maka akan semakin lambat laju transpirasi. Sebaliknya apabila sedikit tekanan uap air di udara maka maka laju transpirasinya akan semakin cepat. Tingkat difusi meningkat setiap substansi sebagai perbedaan dalam konsentrasi zat di dua daerah increases. Ketika udara sekitarnya kering, difusi air dari daun berlangsung lebih cepat.
4.     Angin
Angin adalah suatu perpindahan masa udara dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam perpindahan masa udara ini, angin akan membawa masa uap air yang berada di sekitar tumbuhan, sehingga dapat menurunkan tekanan uap air disekitar daun dan dapat mengakibatkan meningkatnya laju transpirasi. Apabila angin bertiup terlalu kencang, dapat mengakibatkan keluaran uap air melebihi kemampuan daun untuk menggantuinya dengan air yang berasal dari tanah, sehingga lama kelamaan daun akan mengalami kekurangan air.
Ketika tidak ada angin, udara sekitar daun menjadi semakin lembab sehingga mengurangi laju transpirasi. Ketika angin hadir, udara lembab dibawa pergi dan digantikan oleh udara kering.
5.    Keadaan Air Tanah laju transpirasi sangat bergantung pada ketersediaan air di dalam tanah, karena setiap air yang hilang dalam proses transpirasi harus dapat segera diganti kembali, yang pada dasarnya berasal dari dalam tanah. Berkurangnya air di dalam tanah akan menyebabkan berkurangnya pengaliran air ke daun dan hal ini akan menghambat laju transpirasi. Tanaman tidak bisa terus terjadi cepat jika kehilangan air yang tidak dibuat oleh pengganti dari tanah. Bila penyerapan air oleh akar gagal mengikuti laju transpirasi, kehilangan turgor terjadi, dan tutup stomata. Ini segera mengurangi laju transpirasi (serta fotosintesis). Jika hilangnya turgor meluas ke seluruh daun dan batang, layu tanaman.

Ketika tanaman berada di dalam kondisi gelap ataupun malam hari, maka laju transpirasi akan berkurang dibandingkan apabila tanaman terpapar cahaya. Hal tersebut dapat terjadi karena pembukaan stomata distimulasi oleh cahaya, dan kemudian cahaya menghangatkan daun yang dapat memicu proses transpirasi untuk meningkat. Begitupun dengan perubahan temperature, semakin tinggi temperature maka transpirasi akan semakin besar. Ketika temperatur naik sebesar 10°C, transpirasi akan meningkat sebesar tiga kali transpirasi semula. Konsentrasi uap air di udara juga memicu terjadinya transpirasi. Apabila terdapat perbedaan konsentrasi uap air yang cukup signifikan dalam hal ini udara luar lebih kering, maka uap air tersebut akan berdifusi dari stomata daun menuju ke udara sekitar yang memiliki konsentrasi uap air relatif rendah. Hal sebaliknya dapat berlangsung apabila konsentrasi uap air lebih tinggi pada udara bebas.
    Tanaman gurun banyak jenis khusus fotosintesis, disebut crassulacean metabolisme asam atau fotosintesis CAM yang stomata tertutup pada siang hari dan terbuka pada malam hari ketika transpirasi akan lebih rendah.Transpirasi ini berlangsung selama fotosintesis terjadi, yaitu sewaktu stomata daun membuka untuk pertukaran gas antara karbon dioksida dan oksigen. Transpirasi merupakan proses yang penting, serta merupakan tenaga penggerak yang mendorong naiknya air dan bahan mineral lainnya dari akar menuju daun. Naiknya material-material tersebut berkorelasi untuk melaksanakan biosintesis dalam rangka menyuplai fotosintesis, dan mendinginkan daun.
Udara yang berada disekitar daun akan meningkat kelembapannya apabila tidak ada angin yang berhembus, hal tersebut menyebabkan penurunan laju transpirasi. Ketika angin berhembus, udara lembap akan bergeser dan digantikan oleh udara yang lebih kering. Kelima, jika kehilangan air melalui transpirasi tidak dapat segera digantikan oleh ketersediaan air di dalam tanah, maka dapat dipastikan tumbuhan akan mengurangi laju transpirasinya. Sewaktu akar tumbuhan menyerap air dari tanah dan gagal untuk memenuhi kebutuhan transpirasi yang cenderung cepat, stomata kemudian akan menutup karena sel penjaga kehilangan tekanan turgor. Tanaman dapat mengalami kelayuan apabila tekanan turgor yang berkurang tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan tipe taanaman memegang peranan penting dalam cepatnya laju transpirasi. Setiap jenis tanaman memiliki tipe maupun jumlah stomata yang berbeda untuk setiap luasan daun. Selain itu, lingkungan hidup juga berpengaruh. Tanaman xerofit akan lebih memiliki laju transpirasi yang lebih kecil, dibandingkan dengan tumbuhan dengan habitat air.

C.    Mekanisme Kerja Stomata (Membuka dan Menutupnya Stomata)
Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga, yang berbentuk seperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk seperti halter pada tumbuhan monokotil. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat dan akan menutup apabila tekanan turgornya rendah. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pada saat turgor sel penutup tinggi, maka dinding sel penutup yang berhadapan pada celah stomata akan tertarik kebelakang, sehingga celah menjadi terbuka. Naiknya turgor ini disebabkan adanya air yang mengalir dari sel tetangga masuk ke sel penutup, sehingga sel tetangga mengalami kekurangan air dan selnya sedikit mengkerut dan akan menarik sel penutup kebelakang. Sebaliknya pada waktu tekanan turgor turun, yang disebabkan oleh kembalinya air dari sel penutup ke sel tetangganya, sel tetangga akan mengembang dan mendorong sel penutup ke depan sehingga akhirnya stoma tertutup.
Seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jepang yang bernama M. Fujiono menyatakan bahwa sel penutup stomata yang sedang terbuka dalam cahaya, mengandung banyak ion  K+ dalam konsentrasi yang tinggibdibanding dengan stomata yang tertutup dalam gelap. Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya. Korelasi positif antara peningkatan konsentrasi ion kalium dengan pembukaan stomata secara konsisten ditemukan pada semua spesies yang telah diteliti. Untuk menjaga netralitas muatan listrik, maka masuknya ion kalium harus dibarengi dengan masuknya suatu anion. Asam-asam organik disintesis dalam sel penjaga sebagai tanggapan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stomata membuka. Asam organik yang disintesis umumnya adalah asam malat. 
Perubahan tekanan turgor yang menyebabkan pembukaan dan penutupan stomata terutama disebabkan oleh pengambilan dan kehilangan ion kalium (K+) secara reversibel oleh penjaga. Stomata membuka ketika sel-sel penjaga secara aktif mengakumulasi K+ dari sel-sel epidermal di sekitarnya. Pengambilan zat terlarut ini menyebabkan potensial air di dalam sel penjaga menjadi lebih negatif. Kondisi ini memungkinkan air mengalir ke dalam sel secara osmosis sehingga sel menjadi membengkak. Sebagian besar K+ dan air disimpan di dalam vakuola, dengan demikian tonoplas juga memainkan peranan penting. Penigkatan muatan positif sel akibat masuknya K+ diturunkan dengan pengambilan ion klorida (Cl-) melalui pemompaan ion hidrogen yang dibebaskan pada saat asam organik keluar dari sel, serta melalui muatan negatif asam oranik setelah kehilangan ion hidrogennya. Penutupan stomata disebabkan oleh keluarnya K+ dari sel penjaga, yang menyebabkan kehilangan air secara osmotik.
Jumlah air yang dilepaskan juga mempengaruhi laju transpirasi tergantung seberapa banyak air pada akar tanaman yang telah diserap, dan hal ini juga tergantung pada kondisi lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban, angin dan suhu. Sebuah tanaman tidak boleh dicangkokkan di bawah sinar matahari penuh karena mungkin kehilangan air terlalu banyak dan layu sebelum akar rusak dapat pasokan air yang cukup. Perubahan pemanasan dari air menjadi uap. Dan kemudian keluar melalui stomata. Transpirasi membantu mendinginkan dalam daun karena uap keluar telah menyerap panas, derajat pembukaan stomata dan permintaan menguapkan suasana sekitar daun. Jumlah air yang hilang oleh tanaman tergantung pada ukuran, bersama dengan sekitar intensitas cahaya, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin (semua yang mempengaruhi permintaan menguapkan). Tanah air bersih dan suhu tanah dapat mempengaruhi pembukaan stomata, dan dengan demikian tingkat transpirasi.

D.    Mekanisme Transpirasi Melalui Daun
Mekanisme transpirasi akan mudah dipahami kalau kita mengenal juga anatomi daun tumbuhan. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.

E.    Pelepasan Panas pada Transpirasi
Daun yang terdedah pada radiasi matahari, akan menyerap sejumlah besar energi radiasi tersebut, yang selanjutnya dengan suatu cara akan dilepaskan kembali ke lingkungannya. Apabila energi ini tidak dilepaskan kembali ke lingkungannya, maka energi tersebut akan diubah menjadi energi panas dan menaikkan suhu daun. Karena transpirasi merupakan proses yang mengkonsumsi energi, seringkali dianggap bahwa penguapan air dalam transpirasi ini merupakan pelepasan panas yang diserap oleh daun tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemindahan panas pada tumbuhan yaitu radiasi neto positif dan negatif (radiasi neto negatif jika daun meradiasikan lebih banyak energi ke lingkungannya, dan radiasi positif jika daun menerima atau menyerap lebih banyak energi dari lingkungannya), konveksi negatif dan konveksi positif (konveksi negatif jika panas pindah dari daun ke udara, dan konveksi positif jika panas pindah dari udara ke daun), kadar konsumsi panas negatif dan positif (kadar konsumsi panas negatif jika air diuapkan dari daun, dan kadar konsumsi panas positif jika air mengembun pada permukaan daun), penyimpanan negatif dan positif (penyimpanan negatif jika suhu daun turun dan penyimpanan positif jika suhu daun naik), dan metabolisme seperti fotosintesis atau respirasi.

F.    Fungsi Transpirasi Tumbuhan
    Beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan respirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan akan memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut yaitu : mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem,  menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun.  pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari. Transpirasi itu suatu akibat yang tidak dapat dielakkan. Luasnya permukaan daun yang ada di udara itu suatu kondisi yang menyebabkan penguapan harus terjadi. Pada tanaman, transpirasi itu pada hakikatnya suatu penguapan air baru yang membawa garam-garam mineral dari tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagian dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air.